-10-

Al Imam Al Mahdi berpesan kepada kalian, agar tidak mendebat orang-orang jahil yang tidak mengetahui, dengan hadits-hadits yang tidak dinyatakan keshahihannya oleh Al Imam Al Mahdi, semisal hadits dusta ini yang mengatakan penyembelihan malaikat kematian dalam bentuk seekor kambing..



اقتباس المشاركة :
Postingan asal ditulis oleh Al Bashirah:
Salam sejahtera ke atas kalian beserta rahmat Allah dan keberkahan-Nya, selamat datang saudara Ahmad Adly, sesungguhnya pertanyaanmu tidak memperlihatkan selain akal fikiran yang bertadabbur merenungkan, dengan izin Allah, engkau akan menjadi termasuk kalangan orang-orang yang mendengarkan ucapan, lalu mengikuti yang terbaik darinya, kerana itu aku menasihatimu untuk membaca pelbagai topik pembahasan oleh Al Imam Al Mahdi Al Muntadhar Nasser Mohammed Al Yamani

Kita kembali ke pertanyaanmu, terimalah kebenaran perkara yang aku fahami dari pertanyaanmu, yang engkau ucapkan secara tidak langsung dengan sindiran, tanpa menyebutkan hadits yang akan aku nyatakan, engkau mengatakan:
"Bagaimana 'thooir' yang telah mati dapat didatangkan, padahal 'kematian' telah pun disembelih di antara syurga dan neraka"

Bukankah demikian
?
Sesungguhnya hadits ini shahih, muttafaqun 'alayhi, tiada sebarang kesangsian pada sanad dan matannya di kalangan pakar hadits

Dari Abu Said Al Khudri -radliallaahu 'anhu- dia berkata: Rasulullah -shollallaahu 'alayhi wa sallam- bersabda:

Kematian didatangkan pada bentuk kambing berkulit hitam putih, lalu seorang penyeru memanggil:
Wahai penduduk surga! Mereka melongok dan melihat, penyeru itu berkata: Apakah kalian mengenal ini? Mereka menjawab: Ya, ini adalah kematian, mereka semua telah melihatnya

Kemudian penyeru memanggil: Wahai penduduk neraka! Mereka menengok dan melihat, penyeru itu berkata: Apakah kalian mengenal ini? Mereka menjawab: Ya, ini adalah kematian, mereka semua telah melihatnya, lalu disembelih diantara surga dan neraka

Lalu berkata: Wahai penduduk surga, kekekalan tiada kematian setelahnya, dan wahai penduduk neraka, kekekalan dan tiada kematian setelahnya, lalu beliau membaca: Dan berilah mereka peringatan tatkala ditetapkan perkara sedangkan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak beriman (39) Surah Maryam, dan pertanyaanku yang kedua, apa yang engkau fahami dari hadits ini
انتهى الاقتباس

Dengan nama Allah Ar Rahman Ar Rahim, salam ke atas kalian beserta rahmat Allah dan keberkahan-Nya, para kekasihku anshar pendahulu yang terbaik..

Kami berpesan kepada kalian agar tidak mendebat orang-orang jahil yang tidak mengetahui, dengan hadits-hadits yang tidak dinyatakan keshahihannya oleh Al Imam Al Mahdi, semisal hadits dusta ini yang mengatakan penyembelihan malaikat kematian dalam bentuk seekor kambing, ini adalah hadits palsu yang direkayasa, Allah tidak menurunkan bukti keterangan mengenainya, kami telah menyatakan dengan sebenar-benarnya mengenai para malaikat kematian, bahawa mereka adalah dua malaikat, Raqib dan Atid



Berkenaan dengan kematian, maka segala sesuatu akan mati dan semuanya akan binasa, kecuali Wajah-Nya, Maha Suci Dia, Dia-lah yang Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan, akan tetapi kalian ini dengan persangkaan kalian terhadap hadits dusta ini, kalian menyangka kematian itu tatkala telah berakhir maka tidak akan ada lagi kematian, mereka lupa bahawa Allah adalah yang Maha Menghidupkan dan yang Maha Mematikan, dan Allah-lah yang Maha Hidup tidak akan mati


Ya Subhaanallaah, aduhai Maha Suci Allah, seolah-olah Allah tiada kaitannya dengan mematikan nyawa-nyawa
!
Padahal hakikatnya Allah-lah yang mengambil nyawa ketika kematiannya:
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya
Maha Benar Allah
[Aali 'Imran:145]


Bagaimanapun, sesungguhnya kami telah menjelaskan mengenai malaikat kematian, bahawasanya bagi setiap manusia yang kafir ada malaikat maut yang diserahi tugas mencabut nyawanya, yakni malaikat Atid, sementara bagi manusia yang beriman pula ada malaikat maut yang diserahi tugas mengambil nyawanya, yakni malaikat Raqib; kedua mereka itulah para malaikat kematian

Malaikat Atid diserahi tugas mencabut nyawa orang-orang kafir dan para pendosa, kerana malaikat Atid adalah duta perutusan neraka, sementara malaikat Raqib membantunya dan menjadi saksi kebenaran bersamanya, bahawa tiada manusia yang dianiaya dan dizalimi, adapun malaikat Raqib yang mencatatkan kebaikan-kebaikan, maka dia adalah duta perutusan buat penghuni syurga, bagi setiap orang yang baik ada malaikat maut yang diserahi tugas menarik ruhnya dengan perlahan dan lembut ketika dia mati, nama malaikat maut baginya adalah Raqib, sementara malaikat Atid pula membantunya, namun malaikat yang dipertanggungjawabkan untuk mengambil nyawa orang-orang baik adalah malaikat maut Raqib

Pada setiap orang yang baik ada malaikat bernama Raqib, kami telah menjelaskan dalam beberapa bayan keterangan mengenai para malaikat kematian serta tugas-tugas yang menjadi kewajiban mereka, kerana mereka diserahi tugas buat mencatatkan kebaikan dan keburukan manusia dari permulaan sehinggalah tiba ajal yang telah ditentukan baginya

Allah Ta'ala berfirman:
Ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. (61)
Maha Benar Allah
[Al An'aam]


Adapun mengenai lelaki ini yang bernama Ahmad Adly, maka dia termasuk kalangan orang-orang yang tidak mengetahui seperti selainnya, dengan tidak mengurangi penghormatanku padanya, akan tetapi dia menyangkal Allah itu murka dan redha, gembira dan duka, padahal sifat-sifat ini termasuk sifat-sifat nafsiyah bagi Allah (sifat Diri-Nya), yang mana hamba-hamba-Nya juga turut memiliki sifat-sifat ini

Manakala sifat-sifat dzaatiyah bagi Allah (sifat Dzat-Nya), maka tiada suatu apapun yang setara dengan-Nya dalam sifat dzaatiyah-Nya, akan tetapi kalian telah mencampur adukkan antara sifat-sifat nafsiyah dan sifat-sifat dzaatiyah bagi Allah
!
Wahai lelaki, bukankah engkau mensifatkan Allah sebagai Arhamar Raahimiin, yang Maha Penyayang dari sekalian yang menyayangi, yang Paling Pengasih dari sekalian yang mengasihani
?
Ini bermakna bahawa sifat penyayang dan pengasih (ar rahmah) adalah sifat nafsiyah, sifat kasih sayang yang juga ada pada orang-orang yang berkasih saying dari kalangan hamba-hamba-Nya, akan tetapi Dia-lah yang Paling Penyayang dan yang Paling Pengasih dari sekalian yang menyayangi dan mengasihani

Begitu juga sifat kemuliaan dan kedermawanan adalah sifat nafsiyah, yang juga turut dimiliki oleh orang-orang mulia para dermawan yang murah hati dari kalangan hamba-hamba Allah, namun Allah-lah yang Paling Mulia dan Paling Dermawan dari kesemuanya


Bagaimanapun wahai Ahmad Adly, sekiranya engkau standing untuk berhiwar dengan Al Imam Al Mahdi Nasser Mohammed Al Yamani, maka hendaklah engkau ketahui bahawa kami telahpun berhiwar dengan ramai orang mengenai perkara-perkara yang sama, yakni perkara-perkara yang engkau ingkari terhadap kami, dan kami juga telah tegakkan hujjah terhadap mereka dengan setiap standar dan kriteria, dan di antara mereka adalah Dr. Ahmad Amru

Namun Allah memberikan petunjuk-Nya kepada sesiapa sahaja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, dan Allah menyesatkan orang-orang yang hatinya menyimpang dan cenderung menjauhi kebenaran

Apapun, terimalah jawaban balas dan respon kami terhadap mereka itu, tentang perkara sama yang engkau sangkalnya terhadap kami, lalu berilah jawaban balas dan respon dengan sebenar-benarnya, andai kebenaran ada bersamamu, bawakan dalil hujjah ilmu pengetahuan yang ada padamu, dalil hujjah ilmu pengetahuan yang meyakinkan


Wahai lelaki, kami telah menyatakan dengan sebenar-benarnya, bahawa kesalan dan kedukaan dalam Diri Allah terhadap hamba-hamba-Nya yang menzalimi diri mereka sendiri, tidak akan datang sehinggalah terjadinya kesalan dan kedukaan dalam diri mereka, di atas perkara yang telah mereka lengahkan dan abaikan terhadap Tuhan mereka, yakni dalam menunaikan kewajiban mereka terhadap Allah

Maka bertadabburlah merenungkan bayan-bayan keterangan serta penjelasan yang fokus dan tertumpu pada perkara ini, kemudian balaslah hujjah dengan hujjah, kerana demi Allah, demi Allah, sesungguhnya engkau termasuk kalangan orang-orang yang tidak mengagungkan Tuhan mereka dengan sebenar-benar pengagungan, engkau tidak mengenal Tuhanmu dengan sebenar-benarnya, sesungguhnya janji Allah itu benar dan Dia-lah yang Maha Pengasih dari sekalian yang mengasihani


Salam ke atas para rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam..

Saudara kalian; Al Imam Al Mahdi Nasser Mohammed Al Yamani
_____________


اقتباس المشاركة 235215 من موضوع رد صاحب علم الكتاب إلى حبيب الحبيب بالبيان الحقّ لا ريب فيه: { مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَ‌قِيبٌ عَتِيدٌ } ..





- 10 -

الإمام المهديّ يأمركم بعدم مُجادلة الجّاهلين بأحاديث لم يُفتِ بصحّتها الإمام المهديّ
كمثل هذا الحديث المفترى بذبح ملك الموت على صورة كبش
..



اقتباس المشاركة : البصيرة
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته اهلا ومرحبا بك ياخ احمد عادل وان سؤالك لايدل الا على عقل متدبر وانشاء الله تكون من الذين يستمعون القول فيتبعون احسنه لذا انصحكم فى قراءة مختلف المواضيع للامام المهدي المنتظر ناصر محمد اليماني ولنعد الى سؤالك فاصدقنى بفهمي لسؤالك انت تقول لكن بغمز دون ذكر الحديث والذي انا اتيك به تقول كيف ان يوتى بطير قد مات وقد ذبح الموت بين الجنة والنار اليس كذلك؟ إن هذا الحديث صحيح متفق عليه، لم يطعن فيه بأية شبهة سندا ولا متنا بين نقاد الحديث. فعن أبي سعيد الخدري - رضي الله عنه - قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «يؤتى بالموت كهيئة كبش أملح، فينادي مناد: يا أهل الجنة، فيشرئبون وينظرون، فيقول: هل تعرفون هذا؟ فيقولون: نعم، هذا الموت - وكلهم قد رآه - ثم ينادي: يا أهل النار، فيشرئبون وينظرون، فيقول هل تعرفون هذا؟ فيقولون: نعم. هذا الموت، وكلهم قد رآه. فيذبح، ثم يقول: يا أهل الجنة، خلود فلا موت. ويا أهل النار، خلود فلا موت. ثم قرأ: )وأنذرهم يوم الحسرة إذ قضي الأمر وهم في غفلة وهم لا يؤمنون (39)( (مريم)» وسؤالي الثاني مالذي انت تفهمه من الحديث
انتهى الاقتباس من البصيرة
بسم الله الرحمن الرحيم، سلامُ الله عليكم ورحمة الله وبركاته أحبّتي الأنصار السابقين الأخيار..
ونأمركم بعدم مجادلة الجاهلين بأحاديث لم يُفتِ بصحّتها الإمام المهديّ كمثل هذا الحديث المفترى بذبح ملك الموت على صورة كبش فهذا حديثٌ موضوعٌ مفترى ما أنزل الله به من سلطانٍ، وسبقت فتوانا بالحقّ عن ملائكة الموت أنّهما الملك رقيب والملك عتيد.

وبالنسبة للموت فكلّ شيءٍ يموت وكل شيءٍ هالكٌ إلا وجهه سبحانه وهو المحيي وهو المميت، ولكنّهم بظنّهم بهذا الحديث المفترى أنّ الموت إذا انتهى فإنّه لم يعُد هناك موت ونسوا أنّ الله هو المُحيي والمميت وهو الحيّ الذي لا يموت.

ويا سبحان الله، فكأنّ ليس لله عَلاقة بتُوفي الأرواح! وهو الذي يتوفّاها حين موتها:
{وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّـهِ كِتَابًا مُؤَجَّلًا} صدق الله العظيم [آل عمران:145].

وعلى كل حالٍ لقد سبق التفصيل عن ملائكة الموت، وأنّ لكلّ إنسانٍ كافرٍ مَلك موت وُكِّلَ به اسمه (عتيد)، ولكلّ مؤمن مَلَك موت وُكِّل به اسمه (رقيب)؛ وهم أنفسهم ملائكة الموت. والمَلَك عتيدٌ موكلٌ بنزع أرواح الكافرين والمجرمين كونه مندوب النار، ويقوم المَلَك رقيب بمساعدته وشاهداً معه بالحقّ من عدم ظلم الإنسان، وأمّا الملَك رقيب كاتب الحسنات فهو مندوب أهل الجنة، ولكلِّ إنسانٍ صالحٍ ملَك موتٍ وُكِّلَ بنشط روحه حين التُّوفّي اسمه رقيب ويقوم الملك عتيد بمساعدته، ولكنّ الموكّل بأراواح الصالحين ملك الموت رقيب، ولكل إنسانٍ صالحٍ ملَكٌ اسمه رقيب، وسبق تفصيل ملائكة الموت ومهامِهم في عدة بيانات كونهم مكلّفين بكتابة الحسنات والسيئات من البداية حتى يأتي قدر موته. وقال الله تعالى:
{تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ ﴿٦١﴾} صدق الله العظيم [الأنعام].

وأما بالنسبة لهذا الرجل المسمّى (أحمد عدلي) فهو من الجاهلين كغيره مع احترامي له، ولكنّه ينكر أنّ الله يغضب ويرضى ويفرح ويحزن وهذه الصفات من صفات الله النفسيّة ويتشارك معه في هذه الصفات عباده. وأما صفات الله الذاتيّة فليس كمثله شيء في صفاته الذاتيّة، ولكنّكم خلطتم بين صفات الله الذاتية وصفاته النفسيّة! ويارجل ألم يصف الله نفسه بأرحم الراحمين؟ وهذا يعنى أنّ صفة الرحمة صفة نفسيّة يشاركه فيها الرحماء من عباده ولكنّه أرحم الراحمين، وكذلك الكرم صفة نفسيّة لله ويشاركة فيها الكُرماء من عباده ولكن الله أكرم الأكرمين.

وعلى كل حال إذا كنت (يا أحمد عدلي) كفواً لحوار الإمام المهديّ ناصر محمد اليماني فعليك أن تعلم بأنّنا حاورنا كثيرين في نفس المواضيع التي أنكرتَها علينا وأقمنا الحجّة عليهم بكل المقاييس، ومنهم الدكتور أحمد عمرو، ويهدي الله من يشاء من عباده الهدى ويضلّ الذين أزاغت قلوبهم عن الحقّ. وعلى كل حال فخذ ردودنا عليهم على نفس الموضوع الذي أنكرته علينا ومن ثمّ تقوم بالردّ بالحقّ إن كان الحقّ معك، فهات ما لديك بسلطان العلم المقنع.

ويارجل، سبقت الفتوى بالحقّ أنّ الحسرة في نفس الله على عباده الذين ظلموا أنفسهم لا تأتي حتى تحدث الحسرة في أنفسهم على ما فرّطوا في جنب ربهم، فتدبّر (يا أحمد) البيانات المركزة في هذا الموضوع فمن ثمّ تقرع الحجّة بالحجّة، فوالله ثم والله إنّك من الذين ما قدَروا ربَّهم حقَّ قدره وما عرفتَ ربك حقّ معرفته، ووعده الحقّ وهو أرحم الراحمين.

وسلامٌ على المرسلين، والحمد لله ربّ العالمين..
أخوكم؛ الإمام المهديّ ناصر محمد اليماني.
_____________